Semua pasti punya beberapa lagu pamungkas yang di beberapa fragmen waktu selalu diputar. Semua pasti punya arti, definisi, dan makna khusus terhadapnya. Entah itu lagu masa PDKT, masa pacaran, ataupun masa putus. Beberapa lagu, pasti punya cerita menarik di telinga para pendengarnya.
Aku juga punya beberapa lagu yang menemaniku di beberapa tiap fragmen kisahku dengannya. Tak banyak, namun ada. Dengan berbagai makna dan sihirnya, lagu-lagu itu mampu membuangku ke sebuah lini masa yang membuatku saat ini, atau kapan saja, bisa senyum-senyum sendiri ketika mendengarnya.
Kalau aku, dulu pakai lagu ini buat mengkode-kode dia pas pertama kali mengucapkan perasaanku dengannya. Karena memang benar-benar jam dinding pun tertawa, karena ku hanya diam dan membisu. Ingin sekali saat itu kumaki diriku sendiri, karena tak ada apa-apanya, hingga tak berkutik di depannya untuk menyatakan perasaan itu. Yah, meskipun dulu zaman masih cupu-cupunya, yang nembak hanya lewat SMS, tapi itu gemetarnya sampai ke kaki — tangan sungguhan.
Dan aku juga masih sangat ingat jawabannya dulu kepadaku, —yang melalui SMS juga—, "kita jalani saja dulu." Kemudian kami berjalan, sampai sekarang.
Aku sudah mendengarkan lagu-lagu Iwan Fals sudah sejak MI. Tapi masih yang tema-tema pergerakan. Jadi sempat tak tahu kalau Iwan Fals juga bisa romantis dengan lagu-lagunya. Lagu ini dikenalkan teman sekelas saat itu. Yang pertama kali aku mendengarnya, langsung suka karena template sekali.
Di tiap kumenantinya, yang tercantik dan manis di suatu pagi, lagu ini selalu setia terngiang dan terpatri di ingatan.
Begitupun denganku. Lagu ini, entah di mana dan kapanpun, karena LDR itu, pasti selalu menjadi lagu wajib untuk hamba-hamba pemuja jarak.
Ra maido memang untuk orang-orang yang tak pernah merasakan kangen, tapi siapa saja yang sedang melakukan ibadah kangen, pasti di tiap malamnya selalu merasa adoh bojo pengin turu angel merem.
Lagu ini, rasa-rasanya kurang afdhol kalau tak dinyanyikan ketika kita saling bersua suara. Percoyo aku, Dik ~
Ya. Kami sempat putus, tak bersua suara, saling menerima kabar, dan mencoba untuk saling menghilangkan.
Panjang ceritanya. Intinya, kami sempat tak bersua kabar sampai bertahun-tahun, versinya. Karena aku sendiri juga tak seberapa ingat berapa lama kita tak saling sapa.
Entah mengapa, lagu ini selalu aku dengarkan di kala itu. Seperti memang sebuah garis waktu yang membuatku selalu mendengarkan lagu ini. Di manapun. Aku bahkan menyumbangkannya.
Setelah berpisah cukup lama, dan hampir tak pernah terpikirkan untuk saling bersama lagi, lagu ini kemudian seperti memunculkan sihirnya.
Dia tiba-tiba di sebuah sore ber-WA kepadaku, "kamu di mana? Aku di Jogja. Boleh minta tolong?"
Gemetar jiwa dan ragaku. Ada angin apa dia ber-WA seperti itu? Untuk seorang yang sudah dalam hitungan tahun (versinya) tak saling bersua kabar, menurutku itu sangat aneh dan "magic". Kemudian di suatu ketika itu, intinya, kami menjadi bersama seperti sedia kala.
Pasti itu sudah digariskan. Aku tahu itu. Tapi lagu ini, menurutku sangat berperan sebagai sebuah ayat yang tak main-main. Oleh karena itu, lagu ini akan selalu punya tempat yang paling istimewa di telinga, hati, dan segala luruh tubuh ini.
Andaikan kau datang kembali? Jawaban apa yang kan kuberi? Bahkan ketika aku menemuinya di kost temanku dan temannya, aku tak berani menatap matanya. Aku hanya tertunduk. Masih bingung. Entah karena apa.
Ternyata lagu itu, memang menjadi sebuah jalan untuk kita bertemu lagi. Menjadi bulan purnama, seindah serta tulus cintanya, yang selalu bersinar sampai nanti, sampai mati.
Mungkin itu sedikit banyak yang bisa kuceritakan tentang lagu-lagu yang punya tempat tersendiri di hidupku dengannya. Tentu masih ada beberapa lagu lagi yang aku dengarkan.
Berhubung kami banyak LDR-nya, tentu kami juga banyak kangennya. Jadi bermacam lagu yang bisa menumbuhkan rasa kangenku terhadapnya, seperti LDR-nya Raisa, Here Waiting For You-nya Richard Marx, sampai Marry Your Daughter-nya Bryan McKnight pun tak lepas dari telinga. Lagu-lagunya Kahitna yang sekian banyaknya yang melegenda pun selalu terdengar merdu ketika kangen ini menyeluruh.
Jadi, apa lagu yang punya makna khusus untukmu?
Yogyakarta, 27 Maret 2019.
Aku juga punya beberapa lagu yang menemaniku di beberapa tiap fragmen kisahku dengannya. Tak banyak, namun ada. Dengan berbagai makna dan sihirnya, lagu-lagu itu mampu membuangku ke sebuah lini masa yang membuatku saat ini, atau kapan saja, bisa senyum-senyum sendiri ketika mendengarnya.
1. Pelangi Di Matamu - Jamrud.
Tak ada yang tidak kenal dengan lagu ini. Dan semua yang kenal, pasti sebagian besar punya kisah-kisah unik di dalamnya.Kalau aku, dulu pakai lagu ini buat mengkode-kode dia pas pertama kali mengucapkan perasaanku dengannya. Karena memang benar-benar jam dinding pun tertawa, karena ku hanya diam dan membisu. Ingin sekali saat itu kumaki diriku sendiri, karena tak ada apa-apanya, hingga tak berkutik di depannya untuk menyatakan perasaan itu. Yah, meskipun dulu zaman masih cupu-cupunya, yang nembak hanya lewat SMS, tapi itu gemetarnya sampai ke kaki — tangan sungguhan.
Dan aku juga masih sangat ingat jawabannya dulu kepadaku, —yang melalui SMS juga—, "kita jalani saja dulu." Kemudian kami berjalan, sampai sekarang.
2. Kumenanti Seorang Kekasih - Iwan Fals.
Masih di zaman cupu-cupunya, kelas 3 MA, di keadaan sudah jadian (meskipun LDR), aku selalu mendamba dia datang. Karena dia sudah kuliah, dan di suatu saat akan ada expo campus yang sangat sering sekali rapat di sekolah, lagu ini di tiap harinya selalu mengiringi telingaku.Aku sudah mendengarkan lagu-lagu Iwan Fals sudah sejak MI. Tapi masih yang tema-tema pergerakan. Jadi sempat tak tahu kalau Iwan Fals juga bisa romantis dengan lagu-lagunya. Lagu ini dikenalkan teman sekelas saat itu. Yang pertama kali aku mendengarnya, langsung suka karena template sekali.
Di tiap kumenantinya, yang tercantik dan manis di suatu pagi, lagu ini selalu setia terngiang dan terpatri di ingatan.
3. Kangen - Dewa.
Rasa-rasanya tidak ada manusia manapun yang kangen dan tidak tahu lagu yang satu ini.Begitupun denganku. Lagu ini, entah di mana dan kapanpun, karena LDR itu, pasti selalu menjadi lagu wajib untuk hamba-hamba pemuja jarak.
4. Layang Kangen - Didi Kempot.
Ini lagu Kangen-nya Dewa tapi versi Jawa. Bukan versi hanya gubahan liriknya saja, namun dalam inti dan substansinya. Hematnya, lagu ini memang tercipta hanya untuk para pemuja jarak yang sering delusi, punya tangan yang bisa dirubah menjadi suwiwi (sayap).Ra maido memang untuk orang-orang yang tak pernah merasakan kangen, tapi siapa saja yang sedang melakukan ibadah kangen, pasti di tiap malamnya selalu merasa adoh bojo pengin turu angel merem.
Lagu ini, rasa-rasanya kurang afdhol kalau tak dinyanyikan ketika kita saling bersua suara. Percoyo aku, Dik ~
5. Andaikan Kau Datang Kemari - Koes Plus.
Hubungan remaja, pasti pernah mengalami yang namanya gonjang-ganjing per-asmara-an.Ya. Kami sempat putus, tak bersua suara, saling menerima kabar, dan mencoba untuk saling menghilangkan.
Panjang ceritanya. Intinya, kami sempat tak bersua kabar sampai bertahun-tahun, versinya. Karena aku sendiri juga tak seberapa ingat berapa lama kita tak saling sapa.
Entah mengapa, lagu ini selalu aku dengarkan di kala itu. Seperti memang sebuah garis waktu yang membuatku selalu mendengarkan lagu ini. Di manapun. Aku bahkan menyumbangkannya.
Setelah berpisah cukup lama, dan hampir tak pernah terpikirkan untuk saling bersama lagi, lagu ini kemudian seperti memunculkan sihirnya.
Dia tiba-tiba di sebuah sore ber-WA kepadaku, "kamu di mana? Aku di Jogja. Boleh minta tolong?"
Gemetar jiwa dan ragaku. Ada angin apa dia ber-WA seperti itu? Untuk seorang yang sudah dalam hitungan tahun (versinya) tak saling bersua kabar, menurutku itu sangat aneh dan "magic". Kemudian di suatu ketika itu, intinya, kami menjadi bersama seperti sedia kala.
Pasti itu sudah digariskan. Aku tahu itu. Tapi lagu ini, menurutku sangat berperan sebagai sebuah ayat yang tak main-main. Oleh karena itu, lagu ini akan selalu punya tempat yang paling istimewa di telinga, hati, dan segala luruh tubuh ini.
Andaikan kau datang kembali? Jawaban apa yang kan kuberi? Bahkan ketika aku menemuinya di kost temanku dan temannya, aku tak berani menatap matanya. Aku hanya tertunduk. Masih bingung. Entah karena apa.
Ternyata lagu itu, memang menjadi sebuah jalan untuk kita bertemu lagi. Menjadi bulan purnama, seindah serta tulus cintanya, yang selalu bersinar sampai nanti, sampai mati.
Mungkin itu sedikit banyak yang bisa kuceritakan tentang lagu-lagu yang punya tempat tersendiri di hidupku dengannya. Tentu masih ada beberapa lagu lagi yang aku dengarkan.
Berhubung kami banyak LDR-nya, tentu kami juga banyak kangennya. Jadi bermacam lagu yang bisa menumbuhkan rasa kangenku terhadapnya, seperti LDR-nya Raisa, Here Waiting For You-nya Richard Marx, sampai Marry Your Daughter-nya Bryan McKnight pun tak lepas dari telinga. Lagu-lagunya Kahitna yang sekian banyaknya yang melegenda pun selalu terdengar merdu ketika kangen ini menyeluruh.
Jadi, apa lagu yang punya makna khusus untukmu?
Yogyakarta, 27 Maret 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir. Perlu penegasan, bahwa apapun yang tertulis di sini adalah pengolahan kata dan pengembangan pemikiran dari saya pribadi.
Jangan lupa sandalnya dibawa.