Siapa yang tidak tahu nama Letto dalam belantika
musik nusantara, sebuah grup musik yang pernah berjaya di tahun 2004 yang
beranggotakan empat personil muda yang tampan-tampan di antaranya Noe sebagai
vokalis, Patub sebagai gitaris, Arian memegang bass, dan Dhedot dengan drumnya
yang siap menggetarkan hati siapapun yang mendengar. Dengan lagu yang sampai
sekarang masih abadi dan terngiang di telinga penggemarnya, nama Letto tentu
takkan mudah terhapus dengan grup-grup musik masa kini.
Grup musik yang terbentuk di Yogyakarta ini
mempunyai lagu yang mungkin sedikit berbeda dengan grup-grup musik lainnya.
Yang membuat berbeda adalah makna dari lagu itu sendiri, yang mempunyai
berbagai makna ambigu, dan sangat asyik untuk dinikmati. Namun akan saya bahas
lain waktu, karena sekarang saya akan membahas dan sedikit berargumen tentang
makna tulisan dan logo bang Letto ini.
Menurut Sabrang Mowo Damar Panuluh atau yang lebih
akrab disebut Noe pada 23 Februari 2014 di Auditorium LPP Yogyakarta dalam
acara sarasehan budaya, makna dari kata Letto sendiri adalah tidak ada makna
khususnya. Karena memang dulu sejarah terbentuknya sangat tidak terkonsep,
bahkan harus menelurkan sebuah nama yang bermakna. Singkat cerita, Noe, sang
vokalis grup musik tersebut membeberkan bahwa waktu terbentuknya grup musik
tersebut saat Noe baru pulang dari Kanada untuk menyelesaikan masa studinya.
Dan di waktu yang lain pula, ada seorang produser rekaman yang mengajak untuk
memasak di dapur rekaman, karena sang produser tersebut mengaku menemukan bakat
menyanyi di dalam diri seorang Noe. Singkat-singkat cerita, setelah selesai
masak di dapur rekaman tersebut lengkap bersama personil grup Letto sendiri,
Noe ditagih sebuah nama oleh sang produser. Noe pun bingung, karena niat dan
cita-citanya sendiri pun tidak untuk menjadi penyanyi, kemudian setelah
berpikir panjang dalam tidurnya, bangun-bangun dia sudah menemukan nama yang
menurutnya cocok untuk grup musiknya tersebut. Kemudian tertelurlah grup musik
yang beraliran pop tersebut dengan nama Letto, seperti sampai sekarang yang
kita kenal.
Dalam benak saya waktu mendengar pemaparannya
tentang asal-usul nama Letto hanya meng-iya-kan saja, tanpa berpikir kritis
atau berpikir macam-macam. Namun teman saya menyenggol dan membisiki saya,
tentang ketidakpuasan pemaparan dari Noe sang vokalis. Lalu kami berdua sedikit
merenung dan berpikir. Dan inilah sedikit pemikiran kami dan argumen yang
menguatkan.
Sangat tidak mungkin memang jika Letto hanya
sebuah nama yang tidak disengaja. Seorang anak dari Emha Ainun Nadjib, sang
sastrawan besar yang membumbui setiap karyanya dengan filsafat-filsafat
kehidupan yang sukar untuk langsung dimengerti. Maka dari itu, simak sedikit
pemikiran saya tentang makna dibalik
nama grup musik yang satu ini.
Menurut saya, makna dibalik tulisan Letto ini
adalah berisikan lafal tentang Tuhan kita, Allah. Masih bingung? Simpel saja,
coba tulislah lafal Allah dalam tulisan Arab. Di situ, kita akan menemukan
sebuah titik terang, meskipun masih sedikit absurd, tapi lebih jelas.
Huruf L, bisa dimaknai sebagai huruf Alif(ا) ,
sedikit tidak mirip mungkin, tapi jika merujuk ke khot atau model tulisan
bahasa Arab yang sekian banyak macamnya, ada salah satu khot yang mencerminkan
keberadaan huruf L dalam tulisan Letto, yakni memang mirip dengan huruf Alif
dalam tulisan Arab.
Huruf E, bisa dimaknai dengan tasydid atau syiddah(ّ) ,
jika ditulisnya dengan huruf kecil memang tidak mirip, tapi jika ditulis
menggunakan huruf besar, maka sangat jelas dilihat bahwa huruf E di tulisan
Letto adalah tanda baca tasydid atau syiddah di tulisan Arab.
Huruf TT, kenapa digabung? Aslinya sama, meskipun
dimaknakan satu per satu, masih saja mempunyai makna huruf Lam(لل) di dalam tulisan Arab. Sedikit tidak mirip memang
jika kita melihatnya dengan posisi huruf TT biasa, namun coba anda balik, maka
lebih terlihat bahwa memang huruf TT bisa dimaknai dengan huruf dua Lam.
Huruf O, tulisan Arab mana yang mempunyai bentuk
seperti huruf O? Sepintas jika kita membayangkan memang tidak ada tulisan Arab
yang menyerupai huruf O dalam abjad. Namun seperti yang kita ketahui, lafal
atau tulisan Allah dalam tulisan Arab memiliki huruf Ha’(ه) yang digabung dengan dua Lam. Dan seperti
kaidah kepenulisan huruf Arab yang benar, maka jika ada huruf Ha’ yang
berposisi di akhir kata atau kalimat, maka huruf Ha’ tersebut akan menggunakan
Ha’ atau Ta’ marbuthoh, yang model atau bentuknya sama seperti huruf O dalam
abjad.
Perhatikan gambar di bawah ini, saya sudah
membuatkan ilustrasi tulisan Letto yang sudah ditransformasi ke dalam pemaknaan
di atas :
Nah, demikian pemaparan yang bisa saya sampaikan. Sedikit
lebih jelas, bukan? Jika dikasih oleh contoh gambarnya? Tapi sekali lagi, itu
hanya spekulasi saya tentang pemaknaan tulisan Letto, arti yang lebih
lengkapnya mungkin bisa langsung ditanyakan ke yang bersangkutan. Dan bila ada
kesalahan, saya mohon maaf sekali, karena itulah memang kekurangan saya, dan
kelebihan saya yang tak pernah malu terhadap kekurangan.
Wassalam.
(h)
BalasHapus:)
HapusYa ALLOH Swt...
BalasHapusMekkah dan kabah = Baitulloh = Rumah Allah....
Tetapi kenapa tamu Engkau dibuat mati sia-sia ??
tapi Engkau sungguh dermawan Yaaa Alloh, telah memberi santunan pada Keluarga korban RumahMU sejumlah Rp. 3.500.000.000,-
Di tengah harga dollar meroket tinggi...
http://www.twitter.com/islamsunda
wkwkwk ilmu gotak/i matuk, ada2 saja,, alias ono2 wae
BalasHapuswkwkwk. mungkin makna tersiratnya juga ini, tapi beliau-beliau semua nggak mau ngaku :-)
HapusKeren analisisnyaa
BalasHapusTerserah pada mereka yg membuat nama tsb.. karena itu hak mereka, seperti halnya ada apa dengan cinta, ternyata cinta itu kan bukan kasih sayang, tapi nama pemeran utamanya.. sama seperti Letto yg menurut mereka artinya begini-begitu.. tapi dalam bahasa Italy, Letto itu artinya tempat tidur.. gak percaya? browsing aja..
BalasHapus