Facebook - Twitter
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Salam sejahtera, Sahabat!
Mungkin banyak
sekali dari para pengunjung yang tidak tahu siapa dibalik layar sebuah blog
yang rata-rata tulisannya amburadul ini. Mungkin juga ada yang sudah paham
karena memang sahabat saya sendiri.
Namun rasanya
sangat tidak afdhol jika saya hanya menulis tanpa harus memperkenalkan diri
saya terlebih dahulu.
Perkenalkan.
Seorang penulis yang tidak bermoral dan etika, namun masih memegang kaedah
kepenulisan yang baik dan benar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Hopotoh
Nama lengkap saya
adalah Misbahul Munir. Tidak pernah ganti sejak lahir, dan semoga tidak akan
diganti agar kalian tidak pernah pangling dengan saya. Hahaha. Nama kecil saya adalah
banyak sekali, tapi bukan dipanggil banyak, yah. Ada saja orang yang mencuplik
ngawur di bagian nama saya, yah, saya ikhlaskan sih asalkan mereka mudah
mengenal saya. Tapi aslinya, nama kecil dari keluarga saya adalah ‘Mis’. Cukup
simpel, bahkan mungkin terlalu simpel. Masuk jenjang menengah pertama, nama
saya terkenal dengan ‘Misbah’. Lebih enak, sih, didengarnya. Dan masuk ke
jenjang menengah atas, nah, ini yang sangat banyak sekali panggilan-panggilan yang
tersematkan untuk saya. Ada yang memanggil dengan ‘Misbah’, ‘Munir’, ‘Mismun’,
‘Bahul’, dan masih banyak lagi. Nama julukan? Tentu saja punya, namun biarlah
nama itu terkubur di atas kelamku sedalam-dalamnya. Hahahaa
Saya sempat
bingung saat menentukan nama pena, karena seorang penulis memang identik bahkan
wajib punya nama pena. Setelah berpikir berpusing-pusing, ketemu lah dengan
nama yang sangat kental dengan Jawa. Yaitu ‘Utawi Misbah’. Kenapa demikian?
Kalau orang Jawa tulen seharusnya, yah, ngerti. Tapi sedikit penjelasan saja,
dan cerita tentunya. Saya dulu pernah nyantri di dua pesantren, yang satu salaf
(tua), dan yang satunya lagi pesantren modern. Dan dalam segi pemaknaan
kitabnya masih sama karena memang pesantren itu ada di Jawa Timur. Sedangkan kata
‘utawi’ dalam pemaknaan Jawa selalu berada di depan sebuah kalimat, yang saya
ambil kesimpulan bahwa setiap kalimat atau apapun, selalu diawali dengan kata
‘Utawi’, dan ‘Misbah’ adalah nama saya sendiri. Jadi korelasinya adalah, Utawi
Misbah adalah, sebuah doa dimana seorang Misbah harus bisa menjadi pemimpin
bagi setiap kalimat atau kelompoknya, dan semoga bisa dijadikan penomer satu
dalam segala urusan kebaikan. Aamiin.
Mengenai konten, di sini ada macam-macam. Mulai dari dropdown #Nyerat, di sana ada beberapa tulisan saya yang memang 'agak puitis', kalian bisa nikmati di sana. Tulisan-tulisan saya tersebut di antaranya sub-konten #Nyerpen yang berisi beberapa cerpensampah saya. Ini serius. Terus ada #Muisi yang sudah barang tentu terdapat beberapa puisi dusta saya. Ini juga serius. Dan yang terakhir yakni #Ngopini yang ada beberapa opini saya mengenai apa pun, entah negeri ini, agama, dan hal-hal yang memang menarik untuk dituliskan.
Di konten yang kedua, ada #Maiyah yang juga saya jadikan sebagai tema blog ini. Ya, saya jelek-jelek seperti ini juga 'sedikit' aktif di Maiyah-nya Mbah Nun. Nanti di sini akan ada beberapa tulisan mengenai isi dari Maiyah yang saya ikuti. Do'akan bisa istiqomah untuk mengikuti, do'akan pula Mbah Nun sehat agar Maiyah tetap ada, dan do'akan pula saya tidak lupa untuk menuliskannya.
Terus ada #NyeniNyastra. Apa ini? Berhubung saya ini agak jatuh cinta dengan yang namanya Seni dan Sastra, jadi saya agak sedikit sering pergi ke acara-acara yang berhubungan dengan ini. Dan tentunya saya akan sebisa mungkin menceritakan apa isi dalam acara tersebut.
#Buku. Masih ingin diterangkan juga? Hahaha . . . tentu dalam konten ini, isinya review dari buku-buku yang pernah saya baca. Saya suka membaca. Apa pun itu. Entah novel, buku-buku agama, buku-buku sosial, bahkan resep masakan pun juga bisa saja saya baca.
Dan yang terakhir adalah #EmbuhWis. Agak aneh yah? Yah, memang sengaja. Di sini kalian akan menemukan beberapa tulisan yang bisa dibilang itu adalah sebuah curhat-an. Hahaha . . . terima saja bahwa diriku ini memang blogger yang melankolis. Biar kalian nggak akan kebanyakan protes. Hahaha . . .
Sudah? Sudah saja, yah. Kita ketemu dalam tulisan-tulisan yang akan datang. Saya orangnya baik, kok. Saya tidak akan marah jika tulisan ini tidak kalian baca.
Mengenai konten, di sini ada macam-macam. Mulai dari dropdown #Nyerat, di sana ada beberapa tulisan saya yang memang 'agak puitis', kalian bisa nikmati di sana. Tulisan-tulisan saya tersebut di antaranya sub-konten #Nyerpen yang berisi beberapa cerpen
Di konten yang kedua, ada #Maiyah yang juga saya jadikan sebagai tema blog ini. Ya, saya jelek-jelek seperti ini juga 'sedikit' aktif di Maiyah-nya Mbah Nun. Nanti di sini akan ada beberapa tulisan mengenai isi dari Maiyah yang saya ikuti. Do'akan bisa istiqomah untuk mengikuti, do'akan pula Mbah Nun sehat agar Maiyah tetap ada, dan do'akan pula saya tidak lupa untuk menuliskannya.
Terus ada #NyeniNyastra. Apa ini? Berhubung saya ini agak jatuh cinta dengan yang namanya Seni dan Sastra, jadi saya agak sedikit sering pergi ke acara-acara yang berhubungan dengan ini. Dan tentunya saya akan sebisa mungkin menceritakan apa isi dalam acara tersebut.
#Buku. Masih ingin diterangkan juga? Hahaha . . . tentu dalam konten ini, isinya review dari buku-buku yang pernah saya baca. Saya suka membaca. Apa pun itu. Entah novel, buku-buku agama, buku-buku sosial, bahkan resep masakan pun juga bisa saja saya baca.
Dan yang terakhir adalah #EmbuhWis. Agak aneh yah? Yah, memang sengaja. Di sini kalian akan menemukan beberapa tulisan yang bisa dibilang itu adalah sebuah curhat-an. Hahaha . . . terima saja bahwa diriku ini memang blogger yang melankolis. Biar kalian nggak akan kebanyakan protes. Hahaha . . .
Sudah? Sudah saja, yah. Kita ketemu dalam tulisan-tulisan yang akan datang. Saya orangnya baik, kok. Saya tidak akan marah jika tulisan ini tidak kalian baca.
Salam sejahtera.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Jadi begitu yaa alasan di balik nama utawi misbah.. wah perlu cari nama pena nih kyage q :D
BalasHapusyaaaah begitulah :D mudah2an berkah :D
Hapus